EKSPLORASI BUDIDAYA IKAN LOUHAN DAN LELE DI WILAYAH KOTA LHOKSEUMAWE

Dalam rangka memenuhi tugas matakuliah kewirausahaan kelompok agrobisnis, pada hari Selasa, 19 Maret 2024, mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) jurusan Ekonomi semester 6 unit 2 melakukan observasi ke “Kita Aquarium”, yang berlokasi di Jalan Merdeka Barat, Kuta Blang, Kecamatan Banda Sakti, Kota Lhokseumawe. Tujuan dilakukannya observasi ini ialah utnuk menambah wawasan dan keterampilan mahasiswa dalam bidang agrobisnis. Dibawah pengawasan dan bimbingan Bapak Zulfikar, S.Sos., M.S.M. selaku dosen pengampu mata kuliah kewirausahaan, mahasiswa diajak untuk menggali pengetahuan mengenai usaha agrobisnis ini, yang diyakini potensial untuk kegiatan usaha dimasa yang akan datang.

Disambut hangat oleh sang pemilik, Tgk. Wahyu Aditya dan Ibu Molida, mahasiswa FEBI bertanya dengan leluasa dan mendalam mengenai usaha tersebut. Usaha ini telah berjalan sejak tahun 2021 dan telah mengalami perkembangan selama 2,5 tahun terakhir. Pemilik toko memiliki fokus utama pada budidaya Lele dan Louhan. Toko ini juga menawarkan lebih dari 20 jenis ikan hias dengan harga yang bervariasi dan relatif mahal.

Luas kolam ternak lele dan louhan mencapai 3×3 meter per 1 (satu) tempat budidaya. Pada awalnya, terdapat 27 kolam budidaya lele dan louhan, namun dengan adanya perubahan dalam prospek bisnis, saat ini sedang terjadi pembongkaran kolam, maka hanya tersedia beberapa kolam saja. Harga ikan louhan dibandrol sekitar 500 ribu rupiah per-ikannya. Untuk ikan lele diberi harga mulai dari 200 – 300 ribu rupiah per-ekor. Meskipun pendapatan harian tidak menentu, rata-rata pendapatan harian berkisar antara 500.000,- hingga 15.000.000,-, tergantung pada jenis ikan yang laku terjual. Hal ini tidak menyurutkan semangat Tgk. Wahyu Aditya dalam mengelola bisnisnya. Beliau mengaku, bahwa semangat dan keyakinan menjembatani keberhasilan usahanya.

Dalam hal perawatan ikan, Tgk. Wahyu Aditya menyebutkan bahwa biaya total mencapai sekitar 15 juta rupiah. Salah satu risiko utama yang dihadapi adalah penyakit ikan, seperti jamur. Untuk mengantisipasi hal tersebut, pemilik toko menggunakan obat biru PK bahkan melakukan operasi pada beberapa ikan yang terinfeksi jamur untuk memberikan pemulihan khusus. Selain itu, toko ini juga menghadapi tantangan dalam hal pasokan pangan ikan, yang bergantung pada tren pasar yang tidak menentu.

Menariknya, Tgk. Wahyu Aditya mengungkapkan bahwa toko ini awalnya memasok ikan lele ke pasar, namun hal ini telah berubah seiring dengan perkembangan usaha. Meskipun demikian, Kita Aquarium tetap bertahan dengan semangat dan keyakinan yang kuat dari pemiliknya. Dengan pengalaman yang terus berkembang dan komitmen untuk memberikan pelayanan terbaik kepada pelanggan, toko ini siap untuk terus bersaing di pasar agrobisnis lokal.

Share this Post